KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Tuhan
yang telah menolong hamba-Nya yang telah menyelesaikan makalah ini dengan penuh
kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusunan tidak akan
sanggup kami selesaikan dengan baik. Setelah karyawan direkrut dan diseleksi,
langkah berikutnya adalah orientasi untuk memberikan mengenai informasi dan
keterampilan yang mereka butuhkan untuk melaksanakan pekerjaan baru. Orientasi
adalah proses yang mencoba menyediakan bagi seorang karyawan baru informasi,
keahlian-keahlian, dan pemahaman atas organisasi dan tujuanya.
Dalam orientasi karyawan
baru diberikan informasi mengenai latar belakang perusahaan & pekerjaan.
Pada intinya orientasi adalah proses sosialisasi karyawan baru terhadap
pimpinan perusahaan. Sosialisasi adalah proses penanaman dalam diri karyawan
tentang sikap, standar, nilai-nilai, dan pola perilaku yang diharapkan oleh
organisasi dan departemen. Program orientasi dimulai dari pengenalan informal
yang singkat sampai program formal yang panjang. Biasanya karyawan diberikan
buku panduan tentang jam kerja, penilaian kinerja, pembayaran gaji, dan
liburan/cuti.
Untuk itulah makalah ini
disusun untuk memberi pencerahan tentang bagaimana membuat orientasi dan
penempatan menjadi efektif dan hal-hal apa saja yang perlu dihindari ketika
melakukan orientasi dan penempatan.
Bima,
24 Oktober 2018
Penyusun,
Kelompok
II
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR ……………………….………………………………................ 1
DAFTAR
ISI …………………………………………………………………...…………. 2
Bab
I. PENDAHULUAN
A. Latar belakang
………………………………………..……………............…. 3
B. Rumusan masalah
………………………………………………………...…...…... 4
C. Tujuan
………………………………………………………………………...….... 4
Bab II. PEMBAHASAN
A.
Pengertian orientasi …………………………….............. 5
B.
Tujuan orientasi ……………….……….…….…........ 5
C.
Materi orientasi ………….……..……….…….…............ 6
D.
Manfaat orientasi …………….………………..………..…. 7
E.
Tahap-Tahap Orientasi ……………………..…………………… 7
F.
Keuntungan orientasi ………………….…………………….. 8
G.
Kelemahan orientasi …………………………….……………… 8
H.
Pengertian penempatan SDM …………..…………………….….…. 9
I.
Tujuan penempatan …………………………………..……. 9
J.
Bentuk-bentuk penempatan ……………….………………………. 10
K.
Prinsip-prinsip penempatan SDM
……………………………………… 11
L.
Keuntungan dan Kelemahan penempatan SDM…………….…. 12
Bab
III. PENUTUP
A. KESIMPULAN ………………….………………………………… 13
B. SARAN
…………………………………………………………………………... 13
DAFTAR
PUSTAKA ……………………………………………………………………. 14
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Bagi banyak karyawan,
hari pertama memasuki dunia kerja dan memulai pekerjaan yang baru bukanlah hal
yang mudah. Banyak karyawan yang merasa gugup ketika kali pertama bekerja.
Kegugupan pada hari pertama ini pada dasarnya bersifat alamiah namun hal itu dapat
mengurangi kepuasan karyawan baru dan kemampuan untuk belajar kerja jika
manajer SDM tidak mengantisipasinya lebih dini. Untuk membantu karyawan menjadi
anggota yang puas dan produktif, manajer dan departemen SDM harus membuat kesan
awal tersebut menjadi sesuatu yang menyenanagkan bagi karyawan baru. Karyawan
baru perlu disiapkan sejak awal agar nantinya mampu melakukan sesuatu tugas
yang dibebankan perusahaan kepada mereka dengan baik. Untuk membantu karyawan
yang baru agar merasa cocok, maka program orientasi dan sosialisasi sangat
penting untuk membuat mereka untuk lebih mengenal peran-perannya, perusahaan ,
kebijakan-kebijakan dan karyawan lainnya.
Disamping itu, hari-hari
pertama seorang karyawan baru sangat menentukan dalam perjalanan karirnya selanjutnya
terutama meniti karir dalam organisasi yang tempatnya bekerja. Merupakan hal
yang sangat normal dan wajar bahwa pada hari-hari pertama itu, berbagai
pertanyaan timbul dalam diri pekerja baru tersebut, misalnya: apakah organisasi
yang baru menerimanaya bekerja benar-benar cocok sebagai tempat berkarya dan
meniti karir atau tidak, apakah pegawai baru yang bersangkutan mampu
melaksanakan tugas yang dipercayakan kepadanya, apakah pegawai baru
bersangkutan akan disenangi oleh orang-orang lain dengan siapa ia akan
berinteraksi seperti atasan,rekan kerja, dan bagi mereka yang menduduki jabatan
manajerial, para bawahan dan berbagai pertanyaan lainya yang sejenis.
Dapat dipastikan bahwa
berbagai pertanyaan-pertanyaan tersebut tidak akan terjawab secara tuntas pada
hari-hari pertama seseorang mulai bekerja. Memperoleh jawaban yang tuntas
tentunya merupakan sebuah proses. Akan tetapi meskipun demikian, kesan
permulaan menjadi sangat penting. Karena itu merupakan tugas penting dari
berbagai pihak dalam organisasi dengan siapa pekerja baru berinteraksi untuk
menciptakan suasana akrab bagi pekerja baru tersebut.
B.
Rumusan masalah
Program orientasi pada
pegawai perlu dilakukan untuk karyawan baru. Selain itu kami juga membahas
tentang penempatan kerja. Adapun beberapa rumusan masalah yang kami bahas
yaitu.
a) Apa arti dari orientasi?
b) Apa tujuan orientasi ?
c) Materi-materi orientasi
?
d) Manfaat dari orientasi ?
e) Apa saja tahap-tahap
orientasi ?
f) Apa saja Keuntungan
orientasi ?
g) Apa saja kelemahan
orientasi ?
h) Apa arti dari penempatan
?
i)
Apa tujuan dari penempatan ?
j)
Apa saja bentuk-bentuk dari penempatan ?
k) Apa saja prinsip-prinsip
penempatan SDM ?
l)
Apa saja kelemahan penempatan ?
C.
Tujuan pembahasan
Adapun beberapa tujuan pembahasan masalah ini
adalah:
a) Mengetahui arti dari
orientasi karyawan dan tujuan orientasi karyawan
b) Mengetahui arti dari
penempatan kerja
c) Mengetahui apa saja
factor yang mempengaruhi penempatan kerja.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
PENGERTIAN ORIENTASI
Orientasi adalah upaya
pelatihan dan pengembangan awal bagi para karyawan baru yang memberikan mereka
informasi mengenai perusahaan, jabatan, dan kelompok kerja (Mondy, 2008).
Sedangkan menururt Goldthrope (1968) orientasi adalah sebuah pekerjaan terhadap
seorang indivudu, berdasarkan harapanya yang diwujudkan dalam pekerjaanya.
Sedangkan menurut Merly Louis (1980), orientasi berarti penyediaan informasi
dasar berkenaan dengan perusahaan bagi pegawai baru, yaitu informasi yang
mereka perlukan untuk melaksanakan pekerjaan secara memuaskan. Informasi dasar
ini mencakup fakta-fakta seperti jam kerja, cara memperoleh kartu pengenal,
cara membayar gaji dan orang-orang yang akan bekerja sama denganya.orientasi
pada dasarnya merupakan salah satu komponen proses sosialisasi pegawai baru,
yaitu suatu proses penanaman sikap, standar nilai, dan pola perilaku yang
berlaku dalam perusahaan kepada pegawai baru.
Dengan demikian menjadi
jelas bahwa kegiatan orientasi merupakan persiapan atau pembekalan kepada
seorang karyawan yang baru dengan menyediakan informasi dasar mengenai segala
sesuatu berkaitan dengan tempatnya bekerja supaya dapat memahami pekerjaanya
dan melaksanakan pekerjaanya secara memuaskan.
B.
TUJUAN ORIENTASI
Tujuan orientasi menurut Moekijat (1991:94)
adalah sebagai berikut
a. Memperkenalkan pegawai
baru dengan perusahaan.
b. Menghindarkan adanya
kekacauan yang mungkin di sebabkan oleh seorang pekerja baru ketika diserahi
pekerjaan baru.
c. Memberi kesempatan
kepada pegawai untuk menanyakan masalah tentang pekerjaan mereka yang baru.
d. Menghemat waktu dan tenaga
pegawai dengan memberitahukan kepada mereka kemana harus meminta keterangan
atau bantuan dalam menyelesaikan masalah yang mungkin timbul.
e. Menerangkan peraturan
dan ketentuan perusahaan sedemikian rupa sehingga pegawai baru dapat
menghindarkan rintangan atau tindakan hukuman yang akan terjadi karena
pelanggaran peraturan yang tidak mereka ketahui
Sedangkan menurut Deden (2012), orientasi yang
efektif akan mencapai beberapa tujuan utama yaitu:
a. Membentuk kesan yang
menguntungkan pada karyawan dari organisasi dan pekerjaan
b. Menyampikan informasi
mengenai organisasi dan pekerjaan
c. Meningkatkan penerimaan
antarpribadi oleh rekan-rekan kerja
d. Mempercepat sosialisasi
dan integrasi karyawan baru kedalam organisasi
e. Memastikan bawa kenerja
dan produktivitas karyawan dimulai lebih cepat
f. Usaha-usaha orientasi
mengenai organisasi dan pekerjaan
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa tujuan
utama dilakukannya orientasi adalah untuk memberikan informasi yang
seluas-luasnya kepada karyawan sehingga karyawan baru bisa segera beradaptasi
dengan tempat kerjanya, diterima oleh rekan sekerjanya dan dapat segera memulai
kinerja dan produktifitasnya.
C.
MATERI ORIENTASI
Menurut Fahmi (2013), suatu program pengenalan
mencakup empat hal utama, yaitu berbagai aspek kehidupan organisasional,
keuntungan bagi para pegawai, pengenalan dan berbagai aspek tugas.
a.
Aspek organisasional
Telah dikemukakan diatas bahwa salah satu
sasaran program pengenalan adalah para pegawai baru dalam waktu yang relative
singkat memahami kultur, nilai-nilai, dan kebiasaan-kebiasaan organisasi.
Pemahaman tersebut diharapkan berakibat pada terjadinya berbagai penyesuaian
yang diperlukan oleh para pegawai baru yang bersangkutan.
·
Sejarah organisasi.
·
Struktur dan tipe organisasi
·
Nomenklatur dan titelatur yang digunakan.
·
Pengenalan para pejabat.
·
Tata ruang dan tata letak fasilitas kerja
·
Berbagai ketentuan normative
·
Produk organisasi
b.
Kepentingan pegawai baru
Telah ditekankan di muka bahwa penyelengaraan
program pengenalan bersifat 2 arah, artinya melalui program pengenalan itu
bukan hanya berbagai kewajiban pegawai baru itu yang diketengahkan, akan tetapi
apa yang menjadi haknya pun pada kesempatan itulah dijelaskan.
Selama masa perkenalan, pegawai baru itu tentu
ingin mengetahui lebih mendalam dan lebih pasti berbagai hal yang menyangkut
pemenuhan kepentinganya.yang dimaksud dengan berbagai kepentingan para pegawai
baru itu adalah:
·
Penghasilan
·
Jam kerja
·
Hak cuti
·
Fasilitas yang disediakan oleh organisasi
·
Pendidikan dan pelatihan
·
Perihal pensiun
D.
MANFAAT ORIENTASI
Manfaat orientasi menurut Werther & davis
(1996) adalah sebagai berikut:
a.
Mengurangi kecemasan karyawan
b.
Karyawan baru bisa memperlajari tugasnya dengan
lebih baik
c.
Karyawan memiliki ekspektasi yang lebih
realsitis mengenai pekerjaanya
d.
Mencegah pengaruh buruk dari rekan kerja atau
atasan yang kurang mendukung
e.
Karyawan baru menjadi lebih mandiri
f.
Karyawan baru menjadi lebih baik
g.
Mengurangi kecenderungan karyawan baru untuk
mengundurkan diri dari pekerjaan
E.
TAHAP ORIENTASI
Beberapa tahap orientasi yang penting dilakukan
1.
Perkenalan
Memperkenalkan pegawai baru, mulai dari unit
kerjanya sendiri sampai unit kerja besarnya dan sampai unit-unit kerja terkait
lainya, akan memberikan ketenangan dan kenyamanan sipegawai, karena mereka
merasa diterima dilingkunganya dan hal tersebut akan mempermudah dia untuk
bertanya jika ada hal-hal yang kurang jelas, bahkan dapat membina kerja sama
dengan yang lain dalam rangka menjalankan tugasnya.
2.
Penjelasan tujuan perusahaan
Dengan menjelaskan profil perusahaan secara
lengkap seperti visi, misi, nilai-nilai, budaya perusahaan dan struktur
organisasi, akan membuat pegawai baru lebih mengenal perusahaan tersebut,
sehingga akan membangkitkan motivasi dan kemampuan dia untuk mendukung tujuan
perusahaan.
3.
Sosialisasi kebijakan
Perlu adanya sosialisasi tentang kebijakan
perusahaan yang berlaku, mulai dari kebijakan baik yang terkait dengan SDM
seperti Reward, career, training, hubungan kepegawaian, penilaian pegawai,
sampai termination, juga yang terkait dengan unit kerja tempat dia bekrja,
demikian juga dengan kode etik dan peraturan perusahaan.
4.
Jalur komunikasi
Membuka jalur komunikasi akan mempermudah
pegawai baru menyampaikan aspirasinya maupun pertanyaan-pertanyaanya. Untuk itu
perlu dibukanya ruang komunikasi bagi pegawai baru, baik melalui komunikasi
rutin melalui tatap muka seperti meeting ruting, Friday session dll, juga
dibukanya jalur media komunikasi seperti email maupun telephon.
5.
Proses monitoring
Tentunya pada awal bekerja, si pegawai baru
sudah disosialisasikan target kerja yang harus dicapai.perlu adanya monito
rutin akan hasil kerjanya, sehingga akan membantu pegawai tersebut lebih lagi
meningkatkan kinerjanya. Jika ada kekurangan, maka dapat disampaikan hal-hal
yang perlu dia lakukan untuk mengatasi kekurangan tersebut.
F.
KEUNTUNGAN ORIENTASI
Menurut Simamora dalam
Wahyudi (2012), usaha-usaha orientasi yang efektif juga berkontribusi terhadap
keberhasilan jangka pendek dan jangka panjang. Praktek SDM sebagai berikut
mengandung saran-saran mengenai bagaimana membuat orientasi karyawan lebih
efektif. Beberapa studi penelitian dan survey atas pemberi kerja melaporkan
bahwa sosialisasi dari karyawan-karyawan baru dan komitmenawal mereka pada
perusahaan secara positif dipengaruhi oleh orientasi. Sosialisasi ini
meningkatkan Kecocokan antara orang organisasi, yang juga
menguatkan pandangan-pandangan positif terhadap
pekerjaan, rekan kerja, dan organisasi, para pemberi kerja telah menemukan
nilai dari orientasi bahwa tingkat retensi karyawan akan lebih tinggi jika
karyawan-karyawan baru meneerima orientasi yang efektif. Bentuk pelatihan ini
juga berkontribusi pada kinerja organisasional secara keseluruhan ketika para
karyawan lebih cepat merasa sebagai bagian dari organisasi dan dapat mulai
berkontribusi dalam usaha-usaha organisasional.
G.
KELEMAHAN ORIENTASI
Meskipun orientasi
mempunyai keuntungan bagi organisasi atau perusahaan, namun orientasi juga
mempunyai kelemahan. Menurut Handoko (2012) kelemahan umum dari program
orientasi adalah pada level supervisor, walaupun bagian kepegawaian telah
merancang program orientasi secara efektif dan juga melatih para supervisor
tentang cara bagaimana melakukan orientasi pada bidangnya, namun seringkali
mengalami kegagalan. Untuk dapat menghindarkan kesalahan umum yang dilakukan
oleh para supervisor, sebaliknya bagian kepegawaian menyediakan satu pedoman
yang berisikan tentang apa-apa yang seharusnya dilakukan oleh supervisor dalam
program orientasi tersebut. Cara lain yang dapat dilakukan adalah buddy system,
yaitu dengan menetapkan satu orang pekerja yang telah berpengalaman dan meminta
kepadanya mengajak pegawai baru tersebut.
H.
PENGERTIAN PENEMPATAN
SDM
Penempatan merupakan
penugasan kembali dari seorang karyawan pada sebuah pekerjaan baru. Kebanyakan
keputusan penempatan dibuat oelh manajer lini. Biasanya penyedia karyawan dalam
konsultasi dengan tingkat manajer lini yang lebih tinggi memustuskan penempatan
masa depan untuk setiap karyawan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan
Fahmi (2012). Peranan Departemen SDM adalah member pendapat pada
manajer lini tentang kebijakan perusahaan dan menyediakan bimbingan
kepada para karyawan. Yang selalu menjadi perhatian adalah kesiapan mereka yang
akan ditempatkan baik dari sisi kemampuan beradaptasi maupun mengetahui apa
yang harus dilakukan dengan jenis pekerjaan yang baru diterimanya. Selain itu
kesiapan unit yang akan menerima karyawan baru dari unit lainya juga dinilai
penting. Karena itu sebaiknya setiap karyawan unit harus siap untuk merima
karyawan baru tanpa harus apriori terhadap masalah personality karyawan baru
bersangkutan.
Kebutuhan penempatan karyawan (
Manajemen dan Non manajemen ) dipenuhi melalui 2 cara, yaitu menyewa dari pihak
luar perusahaan (Rekrutmen eksternal) dan penugasan kembali karyawan
yang ada atau disebut sebagai penempatan dari dalam (Rekrutmen Internal).
Sering terjadi penugasan kembali karyawan yang ada untuk menempati posisi
barunya tanpa melalui proses orientasi. Dengan anggapan bahwa para karyawan
berpengalaman ini telah mengetahui semua yang mereka butuhkan tentang
perusahaan. Selain itu diasumsikan mereka sudah mengetahui anatomi perusahaan
dan permasalahanya. Karyawan yang disebut berpengalaman tersebut mungkin hanya
mengetahui dengan baik tentang rencana perusahaan, struktur, manfaat karyawan,
dan beberapa kepentingan umum lainya.
Akan tetapi, karyawan yang dialihkan
bisa jadi memiliki banyak persoalan dan hubungan pekerjaan. Dalam kondisi
kendala-kendala tertentu, tiga hal pokok keputusan penempatan karyawan baru
adalah antara lain dalam rangka promosi, pengalihan, dan penurunan pangkat.
Tiap keputusan seharusnya diletakkan dengan orientasi dan tindak lanjut apakah
penempatan disebabkan oleh penurunan jumlah karyawan, penggabungan (
merger), akuisisi, atau perubahan internal dari kebutuhan penempatan staf. Hal
ini penting dalam rangka jastifikasi penerapan fungsi koordinasi dengan adanya
karyawan baru. Tujuan penempatan pegawai adalah untuk menempatkan orang yang
tepat dan jabatan yang sesuai dengan minat dan kemampuanya, sehingga SDM yang
ada menjadi produktif.
I.
TUJUAN PENEMPATAN
Setiap pekerjaan yang
dilaksanakan pada dasarnya mempunyai tujuan. Tujuan berfungsi untuk mengarahkan
perilaku, begitu juga dengan penempatan karyawan, manajer SDM menempatkan
seorang karyawan atau calon karyawan dengan tujuan antara lain agar karyawan
bersangkutan lebih berdaya guna dalam melaksanakan pekerjaan yang dibebankan,
serta untuk meningkatkan kemampuan dan keterampilan sebagai dasar kelancaran
tugas.
Menurut B. Siswanto sastrohadiwaryo yang dikutip
oleh suwantno (2003:133) maksud diadakan penempatan karyawan adalah untuk
menempatkan sebagai unsur pelaksanaan pekerjaan pada posisi yang sesuai dengan
criteria sebagai berikut:
1.
Kemampuan
2.
Kecakapan
3.
keahlian
J.
BENTUK-BENTUK PENEMPATAN
Menurut Fachmi (2013) terdapat tiga bentuk
penempatan sebagai berikut:
1.
Promosi
Telah umum diketahui bahwa yang dimaksud dengan
promosi ialah apabila seorang pegawai dipindahkan dari suatu pekerjaan ke
pekerjaan yang lain yang tanggung jawabnya lebih besar, tingkatanya dalam
hierartki jabatan lebih tinggi dan penghasilanya pun lebih besar pula. Setiap
pegawai mendambakan promosi karena dipandang sebagai penghargaan atas
keberhasilan seseorang menunjukkan prestasi kerja yang tinggi dalam menunaikan
kewajibanya dalam pekerjaan dan jabatan yang dipangkunya sekarang, sekaligus
sebagai pengakuan atas kemampuan dan potensi yang bersangkutan untuk menduduki
posisi yang lebih tinggi dalam organisasi.
Banyak organisasi yang menempuh cara ini dengan
tiga pertimbangan, yaitu:
a. Sebagai penghargaan atas
jasa-jasa seseorang paling sedikit dilihat dari segi loyalitas kepada
organisasi
b. Penilaian biasanya
bersifat obyektif karena cukup dengan membandingkan masa kerja orang-orang
tertentu yang dipertimbangkan untuk dipromisikan
2.
Alih tugas
Dalam rangka penempatan, alih tugas dapat
mengambil salah satu dari dua bentuk. Bentuk pertama adalah penempatan
seseorang pada tugas baru dengan tanggung jawab, hierarki jabatan dan
penghasilan yang relative sama dengan statusnya yang lama.
Akan tetapi melalui alih tugas para pegawai pun
memperoleh manfaat yang tidak kecil antara lain dalam bentu:
a. Pengalaman
b. Cakrawala pandangan yang
lebih luas
c. Tidak terjadinya
kebosanan atau kejenuhan
d. Perolehan pengetahuan
dan keterampilan baru
e. Memperoleh perspektif
baru mengenai kehidupan organisasional
f. Persiapan untuk
menghadapi tugas baru, misalnya karena promosi
g. Motivasi dan kepuasan
kerja yang lebih tinggi berkat tantangan dan situasi baru yang dihadapi
3.
Demosi
Demosi berarti bahwa seseorang, karena berbagai
pertimbangan mengalami penurunan pangkat atau jabatan dan penghasilan dan tanggung
jawab yang semakin kecil. Dapat dipastikan bahwa tidak ada seorang pegawai pun
senang mengalami hal ini
Pada umumnya demosi dikaitkan dengan pengenaan
suatu sanksi disiplin karena berbagai alasan, sepert:
a. Penilaian negative oleh
atasan karena prestasi kerja yang tidak/kurang memuaskan
b. Perilaku pegawai yang
difungsionalkan seperti tingkat kemangkiran yang tinggi
Situasi yang ada kalanya berakibat pada demosi
karyawan ialah apabila kegiatan organisasi menurun, baik sebagai akibat
faktor-faktor internal maupun eksternal, tetapi tidak sedemikian gawatnya
sehingga terpaksa terjadi pemutusan hubungan kerja.
K.
PRINSIP-PRINSIP
PENEMPATAN SDM
Prinsip-prinsip yang harus diperhatikan dalam
penempatan karyawan adalah
a.
Prinsip kemanusian
Prinsip yang menganggap
manusia sebagai unsure pekerja yang mempunyai persamaan harga diri., kemauan,
keinginan, cita-cita, dan kemampuan harus di hargai posisinya sebagai manusia
yang layak tidak dianggap mesin.
b.
Prinsip demokrasi
Prinsip ini menunjukkan
adanya saling menghormati, saling menghargai, dan saling mengisi dalam
melaksanakan pekerjaan.
c.
Prinsip the right man on the right place
Prinsip ini penting
dilaksanakan dalam arti bahwa penempatan setiap orang dalam setiap organisasi
yang berarti bahwa penempatan setiap orang dalam organisasi perlu didasarkan
pada kemampuan, keahlian, pengalaman, serta pendidikan yang dimiliki oleh orang
yang bersangkutan
d.
Prinsip equal pay for equal work
Pemberian balas jasa
terhadap karyawan baru didasarkan atas hasil prestasi kerja yang didapat oleh
pegawai yang bersangkutan
e.
Prinsip kesatuan arah
Prinsip ini diterapkan
dalam perusahaan terhadap setiap karyawan yang bekerja agar dapat melaksanakan
tugas-tugas, dibutuhkan kesatuan arah, kesatuan pelaksanaan tugas sejalan dengan
program dan rencana yang digariskan.
f.
Prinsip kesatuan tujuan
Prinsip ini erat
hubunganya dengan kesatuan arah artinya arah yang dilaksanakan karyawan harus
difokuskan pada tujuan yang dicapai.
g.
Prinsip kesatuan komandan
Karyawan yang bekerja
selalu dipengaruhi adanya komando yang harus diberikan sehingga setiap karyawan
hanya mempunyai satu orang atasan
h.
Prinsip efesiensi dan produktifitas kerja
Prinsip ini merupakan
kunci kearah tujuan perusahaan karena efisiensi dan produktifitas kerja harus
dicapai dalam rangka mencapai tujuan perusahaan
L.
KEUNTUNGAN DAN KELEMAHAN
PENEMPATAN SDM
·
Keuntungan Penempatan
Banyak orang yang
berpendapat bahwa penempatan merupakan akhir dari proses seleksi. Menurut
pandangan ini, jika seluruh proses seleksi telah ditempuh dan lamaran seseorang
diterima, akhirnya seseorang memperoleh status sebagai pegawai dan ditempatkan
pada posisi tertentu untuk melaksanakan tugas atau pekerjaan tertentu pula.
Pandangan demikian memang tidak salah sepanjang menyangkut pegawai baru. Hanya
saja teori manajemen SDM yang mutakhir menekankan bahwa penempatan tidak hanya
berlaku bagi para pegawai baru, akan tetapi berlaku pula bagi para pegawai lama
yang mengalami alih tugas dan mutasi.berarti konsep penempatan mencakup
promosi, transfer dan bahkan demosi sekalipun.
·
Kelemahan Penempatan
Terdapat sejumlah
kelemahan dalam penempatan. Misalnya dalam promosi staf dengan mempertimbangkan
senioritas. Cara ini mengandung kelemahan, terutama pada kenyataan bahwa
pegawai yang paling senior belum tentu merupakan pegawai yang paling senior
belum tentu merupakan pegawai yang paling produktif. Juga belum tentu paling
mampu bekerja. Kelemahan tersebut memang dapat diatasi dengan adanya program
pendidikan dan pelatihan, baik yang diperuntukan bagi sekelompok pegawai yang
melakukan pekerjaan-pekerjaan tertentu maupun yang secara khusus diperuntukan
bagi pegawai senior tertentu yang akan dipertimbangkan untuk dipromosikan.
BAB III
PENUTUP
I.
KESIMPULAN
Dari pemaparan tersebut
diatas dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
a. Orientasi dan penempatan
mempunyai peran yang sangat penting dalam memastikan
karyawan baru maupun karyawan lama yang
ditempatkan pada bidang yang baru untuk dapat menunjukkan kinerjanya dengan
maksimal dan produktifitas kerja yang diharapkan.
b. Mesikpun dalam promosi,
transfer, maupun demosi yang ditempatkan adalah para karyawan yang telah bekerja
diperusahaan (bukan karyawan baru), namun mereka tetap perlu menjalani
orientasi terkait dengan jabatanya yang baru.
c. Memang para karyawan
tersebut bisa jadi sudah memahami dengan baik mengenai aspek-aspek umum
perusahaan, seperti strategi, kompensasi, peraturan dan sebagainya. Namun
mereka sedikit banyak pasti mengalami kecemasan terkait masalah interpersonal
dan hal-hal yang berhubungan dengan pekerjaan barunya. Untuk itulah, orientasi
masih harus terus dilakukan ketika ditempatkan dibidang yang baru.
II.
SARAN
a.
Agar orientasi dan penempatan dapat dilakukan
dengan baik maka sebuah organisasi perlu mempunyai peraturan yang baku yang
mengatur tentang orientasi dan penempatan.
b.
Karena begitu pentingnya orientasi, maka untuk
memastikan agar karyawan yang baru mendapat orientasi yang baik, maka orientasi
perlu dipersiapkan dengan baik. Maka orientasi perlu dipersiapakan dengan baik,
semua pihak yang terlibat dalam organisasi agar memprsiapkan semua bahan yang
dibutuhkan dan melaksanakan orientasi secara menyeluruh sehingga dapat
mengurangi kecemasan karyawan dan karyawan baru merasa diterima ditempatnya
bekerja.
c.
Karena orientasi merupakan proses yang terus
berkelanjutan maka, perlu perusahaan menyediakan informasi-informasi terkait
organisasi baik dalam bentuk cetakan maupun elektronik yang dapat diakses
dengan mudah oleh karyawan.
DAFTAR PUSTAKA
·
Budi Wahyudi,S.E., M.M; materi perkuliahan
Manajemen SDM di FE Universitas Gunadarma
·
Mondy, R.W., 2008, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi Kesepuluh (terjemahan), Jakarta: Penerbit Erlangga
·
Simamora, Henry (2001). Manajemen Sumber Daya
Manusia, cetakan 3, STIE, YKPN, Yogyakarta.
·
Schuler, R.S. & Jackson, S.E., 2006, Human
Resource management, International perspective, Mason: Thomson South-Western
·
B. Siswanto sastrohadiwaryo yang dikutip oleh
suwantno (2003:133)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar